Headlines News :

BLOG PRIVACY

MOHON MAAF JIKA PORTAL INI TIDAK BERISI KONTEN PORNOGRAFI KARENA DI DALAM BLOG INI HANYA BERISI PENGETAHUAN YANG MUNGKIN ANDA HARAPKAN
Home » » Evaluasi

Evaluasi

Evaluasi berasal dari kata evaluation (Bahasa Inggris), kata tersebut diserap ke dalam perbendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi evaluasi yang artinya suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah.
Menurut Bloom e. al (191) (dalam Daryanto 1999 : 1) mengemukakan :
Evaluasi, sebagaimana kita lihat, adalah pengumpulan data kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri seseorang dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi seseorang.

Worthen dan Sanders (1973) (dalam Arikunto 2004 : 1) menyatakan bahwa Evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu dalam mencari informasi yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program, prosedur, serta alternative strategi yang diajukan untuk mencapai yang telah ditentukan.
Henry Fayol (dalam Syafri Sofyan : 282) salah satu perintis ilmu manajemen mengartikan :
Evaluasi merupakan pemeriksaan apakah semua yang terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan, instruktur yang dikeluarkan sesuai dengan prinsip yang ditetapkan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian evaluasi adalah suatu kegiatan yang direncanakan dengan cermat dan merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu sistem untuk menilai atau mengetahui apakah sistem itu baik atau tidak, apakah proses perkembangan telah berjalan sebagaimana mestinya, apakah tujuan pelaksanaan program telah tercapai dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan yang dilaksanakan sepanjang kegiatan program.
Kegiatan manajemen untuk mengevaluasi pelaksanaan tugas atau pekerjaan bukanlah kegiatan terakhir dalam rangkaian kegiatan manajemen. Oleh karena kegiatan (aktifitas) manajemen merupakan suatu lingkaran yang bergerak dari satu kegiatan ke-kegiatan lainnya tanpa ada kesempatan berhenti
Selanjutnya Moenir (1999 : 182) berpendapat bahwa :
Hasil evaluasi akan kembali ke kegiatan pertama, kedua, ketiga atau keempat baik secara terpisah maupun bergabung sebagai umpan balik (feed back) yang akan berguna untuk peninjauan kembali dan atau perbaikan terhadap penjabaran obyek, cara pencapaian sasaran, pelaksanaannya, pengendalian kegiatan, bahkan terhadap cara mengevaluasi itu sendiri.

Setiap lembaga tentu didirikan untuk suatu paket tujuan tertentu ada yang sifatnya sebagai tujuan jangka panjang, menengah, pendek sampai dijabarkan bentuk budget tahunan, semester, triwulan, bulanan bahkan harian. Syafri Sopyan (1996 : 283) mengemukakan bahwa tujuan lembaga ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis, keduanya harus sama-sama memiliki pengaruh dalam sikap kebijaksanaan lembaga.
Bahkan kadang-kadang yang sifatnya tidak tertulis sering lebih dominan, jika hal ini terjadi maka pembatasan fungsi evaluasi hanya pada hal-hal yang sudah direncanakan (planned) atau yang sudah terstandar akan dapat menimbulkan ketidaksesuaian (discongruence) antar upaya untuk mencapai tujuaan lembaga dengan upaya mencapai rencana lembaga. Oleh karena itu muncullah pendekatan evaluasi holistic.
Defenisi evaluasi atau sistem manajemen evaluasi yang baru dengan pendekatan holistic dapat dikemukakan sebagai berikut : ”merupakan keseluruhan sistem, teknik cara yang mungkin dapat digunakan untuk menjamin agar segala aktifitas yang dilakukan oleh dan di dalam lembaga benar-benar menerapkan prinsip efisiensi dan mengarah pada upaya untuk mencapai keseluruhan tujuan organisasi”.
Defenisi ini tidak hanya terpaku pada apa yang direncanakan tetapi mencakup tujuan lembaga. Perbedaan keduanya mempengaruhi sikap, cara, sistem dan ruang lingkup evaluasi yang akan dilaksanakan.
Apabila lembaga Panti Soaial diumpamakan sebagai tempat mengolah sesuatu dan calon peserta pembinaan diumpamakan sebagai bahan mentah maka lulusan dari lembaga Panti Sosial itu dapat disamakan dengan hasil olahan yang telah siap digunakan. Dalam istilah inovasi yang menggunakan menggunakan maka tempat pengolah ini disebut transformasi.
Secara terperinci dan sesuai dengan uraian kejadiannya dalam proses transformasi ini evaluasi dibedakan atas tiga jenis, yakni sebelum, selamadan sesudah terjadi proses dalam kegiatan kursus. Dalam hal ini para pelaksana pembinaan selalu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai dan tinjauannya selalu diarahkan pada peserta pembinnan secara perorangan maupun secara kelompok.
Adapun tahap dan proses evaluasi itu adalah sebagai berikut :
1.    Mennyusun standar
2.    Menilai prestasi
3.    Membandingkan Prestasi dengan standar
4.    Menilai dan menyesuaikan
Dalam ilmu manajemen evaluasi langkah-langkah yang diikuti dalam proses evaluasi ini menurut Belkauoi (1988) (dalam Syafri Sofyan : 287) adalah sebagai berikut :
1.    Penyusunan tujuan
2.    Penetapan standar
3.    Pengukuran hasil kerja
4.    Perbandingan fakta dengan standar
5.    Tindakan koreksi
Share this article :

0 Komentar:

CARI

< Letakkan disini kode Shoutbox Anda>

Artikel Populer

 
Support : Creating Website | Ekhardhi Design | Ekhardhi Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2013. @ekhardhi - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Ekhardhi Design