1. Pengertian Pembelanjaan Perusahaan
Beraneka ragam situasi yang menuntut pengambilan keputusan senantiasa muncul dalam kehidupan sehari-hari dalam organisasi maupun dalam masyarakat. Penggarapan setiap keputusan adalah merupakan sebagian besar tugas dari seorang manajemen untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Selanjutnya perlu ditambahkan bahwa intisari dalam pengambilan keputusan adalah perumusan alternatif tindakan dalam menggarap situasi perusahaan yang dihadapi serta penetapan pilihan yang tepat antara beebrapa alternatif yang tersedia dalam mengevaluasi mengenai keefektifan masing-masing sasaran atau tujuan yang hendak dicapai.
Riyanto (2001:4) mengemukakan bahwa :
Pembelanjaan perusahaan dalam artian yang luas adalah keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dan dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut, sedangkan pembelanjaan dalam artian yang sempit adalah aktivitas yang hanya bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana saja.
|
Dalam pengertian manajemen terkandung fungsi-fungsi perencanaan, pengarahan dan pengendalian yang baik dalam menggunakan maupun dalam pemenuhan kebutuhan dana. Maka pada dasarnya dapat dikatakan bahwa fungsi pembelanjaan dalam perusahaan meliputi fungsi pemenuhan kebutuhan dana atau fungsi pendanaan.
Fungsi penggunaan dana harus dilakukan secara efisien. Ini berarti bahwa setiap rupiah dana yang tertanam dalam aktiva harus dapat digunakan seefesien mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat keuntungan inventasi atau rentabilitas yang maksimal. Fungsi penggunaan dana meliputi perencanaan dan pengendalian penggunaan aktiva baik dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap.
Fungsi pemenuhan kebutuhan dana atau fungsi pendanaan juga harus dilakukan secara efisien. Manajer keuangan harus mengusahakan agar perusahaan dapat memeperoleh dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan. Manajer keuangan harus mempertimbangkan dengan cermat sifat dan biaya masing-masing sumber dana yang akan dipilih, karena masing-masing sumber dana mempunyai konsekuensi finansial yang berbeda-beda.
2. Pengertian Modal
Dengan perkembangan teknologi dan makin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan serta juga makin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi besar. Maka faktor produksi modal mempunyai arti yang lebih menonjol.
Menurut Prof Meij yang dikutip Riyanto (2001:18) bahwa:
Modal sebagai kolektivitas dari barang-barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debit. Sedangkan yang dimaksud dengan barang-barang modal adalah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktifnya untuk membentuk pendapatan, yang dimaksud dengan kekayaan adalah daya beli yang terdapat dalam barang-barang modal dengan demikian maka kekayaan terdapat dalam sebelah kredit.
Selanjutnya Prof. Bakker dalam Riyanto (2001:18) mengemukakan pengertian modal sebagai berikut:
Modal ialah baik yang berupa barang-barang kongkret yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat dineraca sebelah debit, maupun berupa daya beli atau nilai tukar dari barang-barang itu yang tercatat disebelah kredit.
Berdasarkan pengertian modal kerja diatas, maka dapat disimpulkan bahwa modal yang ada pada neraca akan tampak dua gambaran modal, yaitu bahwa neraca disatu pihak menunjukkan modal menurut bentuknya (sebelah debit) dan dilain pihak menurut sumbernya atau asalnya (sebelah kredit). Modal yang menunjukkan sumbernya atau asalnya disebut modal pasif.
3. Pengertian Modal Kerja
Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalkan untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai dan lain sebagainya di mana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya.
Menurut J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham yang dikutip Sawir (2005:129) “ Modal kerja adalah investasi perusahaan di dalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat-surat berharga), piutang dagang, dan persediaan”.
Sedangkan Sutrisno (2005:43) berpendapat bahwa “ Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam perusahaan karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya”
Jumingan (2006:66) mengemukakan dua defenisi modal kerja sebagai berikut:
Modal kerja didasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. 1) Ada sebagian dan yang digunakan dalam suatu periode akuntansi tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan untuk periode tersebut (current income). 2) ada sebagian dana lain yang juga digunakan selama periode tersebut tetapi tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek, melainkan untuk menghasilkan pendapatan periode berikutnya (future income).
Menurut Muslich (2003:86) “modal kerja secara kolektif mencakup aktiva dan pasiva lancar adalah jangka pendek, sedangkan modal kerja neto mencerminkan perbedaan antara aktiva lancar dan pasiva lancar perusahaan”.
Kebutuhan modal kerja sering mengambil kebijakan mengenai jumlah harta lancar yang ada pada setiap pos yang selalu ada. Demikian pula mengenai persediaan harus ada persediaan inti yang tetap dijaga jumlahnya.
Perusahaan sering mengalami kesulitan modal kerja dan ingin segera mencari kredit dari bank. Hal ini sering tidak memecahkan masalah, karena jika ditinjau lebih mendalam kesulitan perusahaan itu timbul disebabkan oleh kelemahan dalam merencanakan dan mengendalikan modal kerja.
Terdapat dua defenisi modal kerja yang lazim digunakan, yakni sebagai berikut:
a. Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (net working capital). Kelebihan ini merupakan jumlah aktiva lancar yang berasal dari utang jangka panjang
dan modal sendiri. Defenisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan kemungkinan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari pada utang jangka pendek dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha di masa mendatang.
b. Modal kerja adalah jumlah dari aktiva lancar. Jumlah ini merupakan modal kerja bruto (gross working capital). Defenisi ini bersifat kuantitatif karena menunjukkan jumlah dana yang digunakan untuk maksud-maksud operasi jangka pendek. Waktu tersedianya modal kerja akan tergantung pada macam dan tingkat likuiditas dari unsur-unsur aktiva lancar misalnya kas, surat-surat berharga, piutang, dan persediaan.
Sawir (2005:130) mengemukakan modal kerja dapat dikemukakan dalam beberapa konsep, yaitu :
a. Konsep Kuantitatif, mendasarkan pada kuantitas dari pada dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sesekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva ini dimana dana yang tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari pada jumlah aktiva lancar. modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross Working capital).
b. Konsep Kualitatif, Apabila pada konsep kualitatuf modal kerja hanya dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang lancar saja atau hutang yang segera dibayar. Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar ini harus disediakan untuk memenuhi kewajiban finansial yang harus segera dilakukan, dimana bagian dari aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk membiayai operasi perusahaan untuk menjaga likuiditasnya. Oleh karenanya modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja netto (Net Working Capital).
c. Konsep Fungsional, Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam suatu periode accounting tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan bagi periode tertentu(current income) dan ada sebagian dana lain yang juga digunakan selama periode tertentu tetapi tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan current income. Sebagian dana itu dimaksudkan juga untuk menghasilkan pendapatan untuk periode-periode berikutnya (future income).
Komponen penting lainnya dalam aktiva lancar adalah persediaan barang. Persediaan barabg pada umumnya terdiri dari bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan barang jadi. Perusahan melakukan investasi ke dalam persediaan barang ini, biaya atas investasi ke dalam persediaan ini meliputi opportunity cost dari modal yang tertanam dalam persediaan.
4. Pentingnya Modal Kerja
Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari. Dana yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari.
Komposisi modal kerja akan mempengaruhi resiko yang berkaitan dengan likuiditas perusahaan maupun likuiditas badan usaha. Modal kerja yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan berkaitan dengan misalnya pengeluaran bahan baku, pengeluaran untuk biaya pemasaran, pengeluaran untuk biaya tenaga kerja dan pengeluaran-pengeluaran lainnya.
Apabila perusahaan tidak memiliki modal kerja yang cukup akan dapat menghambat kegiatan operasionalnya sehari-hari, bahkan kesempatan untuk memperbesar penjualan dan memperoleh tambahan pendapatan dapat tertunda. Dilain pihak kekurangan modal kerja akan mengurangi tingkat likuiditas badan usaha apabila kewajiban membayar utang jangka pendeknya terhambat.
Menurut Sutrisno (2005:50) untuk menentukan penentuan kebutuhan modal kerja, bisa digunakan beberapa metode penentuan besarnya modal kerja yaitu:
a. Metode Keterkaitan Dana
Untuk menentukan besarnya modal kerja dengan metode ini, maka diperlukan dua faktor yang mempengaruhi yaitu periode terikatnya modal kerja dan proyeksi kebutuhan kas rata-rata per hari. Periode terikatnya modal kerja adalah jangka waktu yang diperlukan mulai kas ditanamkan ke dalam elemen-elemen modal kerja sampai menjadi kas lagi. Periode terikatnya modal kerja pada perusahaan perdagangan biasanya lebih rendah dibandingkan perusahaan industri. Pada perusahaan dagang metode terikatnya dana dimulai kas dibelikan barang dagangan yang kemudian dijual dan akan menjadi kas lagi, lamanya barang dagangan terjual menjadi periode terikatnya modal kerja. Sedangkan periode perusahaan industri, periode terikatnya modal kerja dimulai dari kas dibelikan bahan baku yang kemudian diproses kedalam proses produksi sehingga menjadi barang jadi, barabg jadi itu kemudian dijual menjadi piutang dagang dan akan menjadi kas kembali apabila piutang tersebut telah terbayar.
b. Metode perputaran modal kerja
Dengan metode ini besarnya modal kerja ditentukan dengan cara menghitung perputaran elemen-elemen pembentuk modal kerja seperti perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan.
Ada beberapa manfaat yang dapat diterima menurut Djarwanto (2001:87) dari tersedianya modal kerja yang cukup adalah:
a. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berup turunnya nilai aktiva lancar, seperti adanya kerugian debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya merosot.
b. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat memetik keuntungan berupa potongan harga.
c. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya.
d. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya.
e. Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa dan supplies yang dibutuhkan.
Menurut Djarwanto (2001:87) ada beberapa sebab timbulnya kelebihan modal kerja yaitu:
a. Pengeluaran saham dan obligasi yang melebihi dari jumlah yang diperlukan.
b. Penjualan aktiva tetap tanpa diikuti penempatan pembeli.
c. Pendapatan atau keuntungan yang diperoleh tidak digunakan untuk membayar dividen, membeli aktiva tetap, atau maksud lainnya.
d. Konversi Operating assets, tetapi tidak diikuti penempatan kembali.
e. Akumulasi dana sementara menunggu investasi, ekspansi dan lain-lain.
Kelebihan modal kerja, khususnya dalam bentuk kas dan surat berharga tidak menguntungkan karena dana tersebut tidak digunakan secara produktif. Dana yang menganggur, pendapatan yang rendah, investasi pada proyek-proyek yang tidak diinginkan atau fasilitas pabrik dan perlengkapannya yang tidak perlu, semuanya merupakan operasi perusahaan yang tidak efesien.
Sedangkan sebab-sebab terjadinya kekurangan modal kerja, yaitu:
a. Adanya kerugian usaha, sebab-sebab adanya kerugian usaha adalah volume penjualan yang tidak efisien relatif dibandingkan dengan harga pokok penjualan, tekanan terhadap harga jual akibat ketatnya persaingan tanpa diikuti penurunan harga pokok penjualan dan biaya usaha, banyaknya kerugian karena adanya piutang yang tidak tertagih atau kembali, biaya naik sementara penjualan menurun dan kenaikan biaya tanpa diikuti kenaikan penjualan. Kerugian usaha tidak selalu mengurangi modal kerja karena ada sementara biaya yang tidak bersifat pengeluaran kas seperti beban penyusutan, deplesi dan amortisasi.
b. Kegagalan mendapatkan tambahan modal kerja pada waktu mengadakan perluasan usaha atau ekspansi misalnya penjualan produk baru.
d. Kebijaksanaan pembayaran dividen yang tidak tepat. Karena adanya harapan keuangan yang terus membaik, pimpinan perusahaan masih terus melanjutkan kebijaksanaan pembayaran dividen seperti tahun-tahun sebelumnya.
e. Kenaikan tingkat harga. Karena naiknya harga perusahaan mengeluarkan jumlah rupiah lebih banyak mempertahankan volume fisik persediaan barang dan aktiva tetap, dan membelanjai penjualan kredit dalam volume fisik yang sama.
5. Fungsi Modal Kerja
Wijaya (1995:91) mengemukakan ada fungsi modal kerja dalam suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk membayar semua utang lancarnya tepat pada waktunya dan untuk memanfaatkan potongan tunai dengan menggunakan potongan tunai maka jumlah yang akan dibayarkan untuk pembelian barang menjadi kurang.
b. Memungkinkan pimpinan perusahaan untuk menyelenggarakan perusahaan lebih efesien dengan jalan menghindari kelambatan dalam memperoleh bahan, jasa dan alat-alat yang disebabkan karena kesukitan kredit.
6. Kebijakan Modal Kerja
Pada dasarnya terdapat 3 pilihan kebijakan bagi manajemen untuk menentukan besarnya proporsi aktiva lancar yang dibiayai oleh sumber jangka pendek dan yang dibiayai dari jangka panjang, yaitu:
a. Kebijakan modal kerja konservatif
Kebijakan konservatif adalah perusahaan memodali sebagian aktiva lancarnya yang berfluktuasi dengan modal kerja permanen. Pada musim sedang sepi ketika piutang dan persediaan sedang rendah, perusahaan memperbesar saldo surat-surat berharganya. Dengan bergeraknya waktu menuju puncak musim ramainya penjualan, perusahaan mulai menjual persediaan surat-surat berharga untuk permodalan persediaan dan piutang dan bila masih kurang, mencari pinjaman jangka pendek. Sedangkan aktiva lancar permanen dan aktiva tetap dimodali dengan permodalan permanen.
b. Kebijakan modal kerja moderat
Perusahaan dapat pula mengambil kebijakan yang moderat dimana perusahaan mencoba menyelaraskan struktur maturitas aktiva dan utang-utangnya, yaitu kebutuhan akan aktiva lancar yang bersifat sementara dimodali dari sumber jangka pendek dan total aktiva lancar permanen dan aktiva tetap dimodali dari sumber jangka panjang.
c. Kebijakan agresif
Kebijakan yang agresif adalah bila semua aktiva lancar dimodali dengan modal jangka pendek, tetapi sebagian dari aktiva lancar permanennya dimodali dengan kredit jangka pendek. Dengan kebijakan agresif, maka sebagian kebutuhan dana jangka panjang akan dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. Pada pendekatan ini perusahaan berani menanggung resiko yang cukup besar.
7. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Perubahan-perubahan dari unsur-unsur non-akun lancar yang mempunyai efek memperbesar modal kerja disebut sebagai sumber-sumber modal kerja. Sebaliknya perubahan-perubahan dari unsur-unsur non-akun lancar yang mempunyai efek memperkecil modal kerja disebut sebagai penggunaan modal kerja. Apabila sumber lebih besar daripada penggunaan, berarti ada kenaikan modal kerja.
Prastowo (2002:107) menjelaskan tentang Sumber dan Penggunaan modal kerja sebagai berikut:
Apabila dana didefenisikan sebagai modal kerja, maka laporan perubahan posisi keuangan menjelaskan sumber dan penggunaan dana dan menunjukkan bagaimana modal kerja tersebut berubah dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah pada akhir periode. Setiap transaksi yang menyebabkan naiknya modal kerja disebut sumber modal kerja. Sebaliknya transaksi yang menyebabkan penurunan modal kerja disebut penggunaan modal kerja.
a. Sumber Modal Kerja
Sumber-sumber modal kerja yang akan menambah modal kerja adalah:
1) Adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun penambahan modal saham.
2) Ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi.
3) Ada penambahan utang jangka panjang, baik dalam bentuk obligasi atau utang jangka panjang lainnya.
b. Penggunaan Modal Kerja
Penggunaan-penggunaan modal kerja yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut:
1) Berkurangnya modal sendiri karena kerugian, maupun pengambilan privasi oleh pemilik perusahaan.
2) Pembayaran utang-utang jangka panjang.
3) Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap.
8. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Sumber dan penggunaan dana atau sering pula disebut sebagai aliran dana merupakan suatu alat analisis financial yang sangant penting bagi perusahaan untuk mengetahui pengolahan keuangan perusahaan. Seorang manajer perusahaan sedapat mungkin merencanakan sumber-sumber dana paling efektif untuk digunakan perusahaan dalam membiayai operasional usahanya serta berusaha memanfaatkan secara efisien.
Manajer keuangan suatu perusahaan harus mampu memperkirakan seberapa besar kebutuhan dana yang diperlukan untuk membiyai operasional perusahaan, dimana keuangan tersebut diperoleh pengalokasian dana secara layak, pengolahan financial secara efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Berbagai faktor tersebut diatas hanya dapat direalisasikan jika perusahaan membuat suatu perencanaan keuangan dan dilaksanakan dengan pengelolaan manajemen keuangan yang berfungsi dengan baik.
Berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa sumber dan penggunaan dana menjadi faktor penting bagi manajer keuangan karena secara jelas menunjukkan aliran dana yang dimiliki perusahaan. Dari sumber dan penggunaan dana akan nampak dari mana dana itu diperoleh dan bagaimana perusahaan itu memanfaatkannya.
Begitu pula pengertian yang dikemukakan oleh Riyanto (2001:345) adalah sebagai berikut:
Analisa sumber-sumber dan penggunaan dana atau sering juga disebut analisa aliran dana merupakan suatu alat analisa finansial yang sangat penting bagi manajer keuangan disamping sebagai ala-alat finansial lainnya. Maksud utama dari analisa tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut dibelanjai. Dengan kata lain dengan analisa aliran dana tersebut akan dapat diketahui dari mana datangnya dana dan untuk apa dana tersebut digunakan.
Sedangkan Munawir (2000:113) mengemukakan pendapatnya tentang sumber dan penggunaan dana sebagai berikut:
Analisa sumber dan penggunaan dana merupakan suatu alat analisa keuangan yang sangat penting bagi finansial manajer ataupun bagi calon kreditur atau bagi bank dalam menilai permintaan kredit yang diajukan kepadanya. Dengan analisa sumber dan penggunaan dana akan diketahui bagaimana perusahaan mengelola atau menggunakan dana yang dimilikinya.
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis sumber dan penggunaan dana merupakan alat finansial yang sangat penting untuk mengetahui dari mana dana itu berasal dan bagaimana pemanfaatan dari dana itu sendiri. Hal itu sangat penting artinya bagi manajer keuangan, kreditur dan bank dalam hubungannya dengan pengambilan keputusan.
Untuk menyusun sumber dan penggunaan dana langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat laporan perubahan neraca yang disusun dari dua neraca berurutan. Laporan ini akan menggambarkan perubahan dari masing-masing elemen dari neraca awal menjadi neraca akhir. Perubahan mana saja yang memperbesar dana dan elemen-elemen yang memperkecil dana, sehingga akan menggambarkan sumber dan penggunaan dana.
Menurut Husnan (1998:587) mengemukakan bahwa :
Analisis sumber dan penggunaan dana lebih diarahkan pada penerapan matching principle dalam pendanaan. Prinsip ini mengatakan bahwa penggunaan jangka panjang seharusnya didanai dengan dana jangka panjang, sedangkan dana jangka pendek hanya untuk keperluan jangka pendek. Dengan demikian prinsip ini lebih menekankan pada pertimbangan likuiditas.
Dalam melaporkan sumber dan penggunaan dana, sering terjadi perbedaan pendapat tentang pengertian dana. Kadangkala dana diartikan sebagai modal kerja dan biasa pula diartikan sebagia kas. Jika dana diartikan sebagai modal kerja, maka yang merupakan sumber modal kerja adalah:
a. Berkurangnya aktiva tetap
b. Bertambahnya hutang jangka panjang
c. Bertambahnya modal
d. Adanya keuntungan dari operasi perusahaan.
Sedangkan mengenai penggunaan modal kerja, adalah sebagai berkut:
a. Bertambahnya aktiva tetap
b. Berkurangnya hutang jangka panjang
c. Berkurangnya modal
d. Adanya kerugian dari operasi perusahaan
9. Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Laporan sumber dan penggunaan modal kerja berguna bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap modal. Perusahaan perlu menganalisis dari mana sumber-sumber modal kerjanya dan untuk apa sumber-sumber itu digunakan. Hasil analisis ini juga digunakan sebagai dasar pengelolaan atau perencanaan modal kerja di masa yang akan datang. Penyajian laporan sumber dan penggunaan modal kerja memerlukan suatu analisis perbandingan neraca dua periode tertentu, hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam unsur-unsur modal kerja dan unsur-unsur rekening tidak lancar yang mempengaruhi modal kerja.
Laporan sumber dan penggunaan modal kerja mempunyai lingkup yang lebih luas bila dibandingkan dengan laporan penerimaan dan penggunaan kas. Laporan yang terakhir ini menunjukkan perubahan uang kas, meringkas sumber-sumber kas, dan bentuk-bentuk pengeluaran kas. Lembaga perusahaan memerlukan informasi perihal perubahan keuangan jangka pendek sebagai keseluruhan, yaitu mencakup kas, surat-surat berharga, piutang, dan persediaan barang(keseluruhan aktiva lancar).
Menurut Harahap (2004:286) mengemukakan bahwa:
Sumber dan penggunaan modal kerja di olah dari dua periode laporan keuangan, laporan ini merupakan pelengkap laporan yang sudah ada yaitu neraca dan laporan rugi laba. Laporan ini dapat disajikan dalam 2 cara yaitu:
1. Laporan perubahan posisi keuangan dengankonsep modal kerja.
2. Laporan perubahan posisi keuangan dengan konsep kas.
Munawir (2000:131) laporan sumber dan penggunaan modal kerja disajikan dalam dua bagian yaitu :
a. Menunjukkan perubahan yang terjadi untuk setiap elemen modal kerja (perubahan masing-masing pos aktiva lancar dan hutang lancar) dan perubahan modal kerja secara total.
b. Menunjukkan sumber dan penggunaan modal kerja atau sebab-sebab terjadinya perubahan modal kerja. Bagian ini menggambarkan sumber-sumber tertentu dari mana modal kerja diperoleh serta berbagai penggunaan dari modal kerja tersebut.
Penyusunan laporan sumber dan penggunaan modal kerja dapat diketahui dari mana sumber pembelanjaan modal kerja, apakah terjadi kelebihan modal kerja(increase in working capital) atau sebaliknya untuk melakukan analisis terhadap faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam modal kerja, perlu diketahui unsur-unsur apa yang menjadi penyebabnya.
Analisis sumber penggunaan dana dalam artian modal kerja maupun dalam artian kas dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan bagaimana dana dibelanjakan dalam perusahaan. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja mempunyai lingkup yang lebih luas dibandingkan sengan laporan penerimaan dan penggunaan kas, laporan yang menunjukkan perubahan uang kas, meringkaskan sumber dan penggunaan modal kerja tersebut selama periode tertentu.
B. Kerangka Pikir
Setiap akhir periode akuntansi setiap perusahaan membuat laporan keuangan yang dipersiapkan atau dibuat dengan maksud memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Semakin kompleksnya masalah keuangan yang dihadapi oleh perusahaan diperlukan analisis yang lebih lanjut sehingga dapat mendukung keputusan yang akan diambil.
Dalam melakukan analisis sumber dan penggunaan modal kerja perusahaan dapat menggunakan laporan keuangan dan rugi laba. Neraca berguna untuk mengetahui trend bertambahnya modal atau kekayaan perusahaan, sedangkan laporan rugi laba untuk mengetahui kemajuan atau sebab-sebab perubahan modal tersebut. Dalam menganalisis diperlukan adanya suatu ukuran tertentu yang diperoleh dengan menggunakan analisis sumber dan penggunaan modal kerja dan analisis rasio. Hasil dari analisis ini merupakan dasar untuk menginterpretasikan kondisi keuangan terutama menyangkut tentang apakah perusahaan telah mengelola modal kerja yang dimilikinya dengan baik dalam hal ini efesien. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat skema kerangka pikir sebagai berikut
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir
0 Komentar:
Posting Komentar