Berpikir adalah salah satu aktivitas yang paling dominan dalam dunia kerja dewasa ini. Hampir seluruh bidang pekerjaan memerlukan aktivitas berpikir. Bahkan, semakin intensif kebutuhan hasil pikir suatu perkerjaan semakin bernilai pekerjaan tersebut.
Sayangnya dalam jenjang pendidikan formal tidak ada pelajaran khusus tentang bagaimana mencapai kondisi berpikir yang optimal. Demikian pula, tidak banyak pelatihan yang mengungkap bagaimana mencapai tingkat optimal beripikir. Padahal kondisi berpikir yang optimal akan memberikan hasil kerja yang luar biasa pada seseorang.
Modul pelatihan ini ditujukan untuk memperkenalkan bagaimana cara-cara praktis untuk meningkatkan kemampuan berpikir dalam dunia kerja. Secara sistematis akan diuraikan bagaimana cara menciptakan kondisi yang baik untuk berpikir optimal. Pada materi ini akan dibahas pula tentang proses dalam otak manusia sampai menghasilkan buah pikir. Pada pembahasan proses ini akan ditekankan faktor-faktor yang dapat dikelola agar meningkatkan daya pikir.
Berpikir Positif
Berpikir positif atau positive thinking adalah satu syarat utama dan kondisi yang wajib diciptakan untuk membuat daya pikir optimal. Positive thinking adalah cara berpikir yang berangkat dari hal-hal baik yang mampu menyulut semangat perubahan menuju taraf hidup yang lebih positif (Asmani, 2009). Dengan positive thinking seseorang akan terarah dan terbimbing untuk meninggalkan hal-hal negatif yang dapat melemahkan semangat perubahan dalam jiwanya.
Setiap orang memiliki frame dalam menghadapi satu masalah. Positif atau negatif sikap terhadap satu masalah yang sama sangat ditentukan oleh frame tersebut. Bagi seseorang dengan frame positif, kegagalan mencapai satu target bulanan akan memberikan dia pembelajaran bahwa cara yang dia lakukan saat ini belum tepat. Selanjutnya, orang tersebut akan mencoba dengan cara dan semangat baru. Bagi orang yang memiliki frame positif, dengan positive thinking segala sesuatu adalah kesempatan belajar, dan selalu ada kesempatan dalam setiap masalah. Sebaliknya, bagi orang dengan frame negatif, kegagalan tersebut akan dipandang sebagai suatu peristiwa yang memukul, memalukan, dan membuat jatuh semangatnya.
Jadi jelaslah bahwa positive thinking mampu menjadi energi untuk membangun hidup dengan keyakinan dan harapan yang lebih besar. Sebaliknya, negative thinking akan menyebabkan manusia akan semakin tergelincir dalam jurang kehancuran, menjadikannya penuh kecemasan, ketakutan, dan kekalutan yang bisa membunuh masa depan.
Jim Dorman dan John Maxwell mengungkapkan: “Keberhasilan Anda ditentukan oleh sikap Anda sendiri. Perbedaan antara orang-orang sukses dalam hidup dengan yang tidak sukses adalah kehidupan orang-orang sukses senantiasa diatur dan dibayangi saat-saat terbaik mereka, rasa optimis yang tinggi, serta perngalaman-pengalaman terbaik mereka. Sementara kehidupan orang-orang yang tidak sukses diatur dan dibayangi oleh rasa ragu serta kegagalan-kegagalan mereka di masa lampau.”
Rasanya, apa yang dinyatakan kedua penulis itu terilhami oleh apa yang disampaikan Nabi SAW dalam hadits Qudsi:
“Sesungguhnya Allah r berfirman: “Aku sebagaimana prasangka hambaku kepada-Ku. Aku bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku.” [HR.Turmudzi]
Penulis lain, Malthie D. Babcock, menyebutkan bahwa “Salah satu kekeliruan yang paling sering terjadi dan amat diinginkan adalah pendapat bahwa keberhasilan hanya diperoleh berkat bantuan orang-orang jenius, keajaiban atau hal-hal lain yang tidak ada pada Anda sendiri. Padahal, Anda semua pun mampu meraih kesuksesan dengan apa yang Anda miliki sendiri. Tinggi rendahnya keberhasilan yang Anda raih lebih banyak bergantung dari cara Anda berpikir dari pada faktor-faktor lainnya.”
Sangat jelas dari uraian di atas, bahwa kemampuan berpikir secara optimal akan sangat mempengaruhi hasil yang dicapai seseorang. Semakin optimal cara kita berpikir akan semakin optimal pula hasil kerja yang akan diperoleh.
Pada bagian selanjutnya kita akan banyak mengupas bagaimana proses berpikir dalam otak kita dan bagaimana kita dapat meningkatkan kemampuannya.
Proses Berpikir
Menurut penelitian para pakar, manusia memiliki sekitar 100 miliar sel otak aktif sejak lahir. Sejak hari-hari pertama kehidupan, sel-sel membentuk koneksi belajar (sinapsis) dengan kecepatan yang luar biasa, 3 miliar per detik. Koneksi tersebut adalah kunci dari kekuatan otak. Tony Buzan, seorang pakar psikologis dan memori mengatakan, “Otak Anda terdiri dari triliunan sel otak. Setiap sel otak seperti gurita kecil yang begitu kompleks. Ia memiliki sebuah pusat, dengan banyak cabang, dan setiap cabang memiliki banyak koneksi. Tiap sel otak tersebut jauh lebih kuat dan canggih daripada kebanyakan komputer di planet ini.”
Setiap sel tersebut berhubungan dengan ratusan ribu sampai puluhan ribu sel yang lain dan mereka saling bertukar informasi.
Dari triliunan sel otak itu, sekitar sepersepuluhnya berisi neuron atau sel saraf aktif. Masing-masing mampu membuat 20.000 koneksi berbeda dengan sel-sel lain.
Untuk dapat menggunakan sumber daya yang sangat dahsyat tersebut tentu saja kita perlu mempelajari bagaimana cara kerjanya terlebih dahulu.
Bagaimana Pikiran Manusia Bekerja
Pikiran manusia bekerja dalam proses sesuai sebagaimana sebuah sistem. Pikiran bekerja berdasarkan input yang diterimanya sejak dia masih berupa sel hingga dewasa. Setiap input akan membentuk sebuah lapisan dan akan terus menumpuk seiring pertumbuhannya. Lapisan yang sama akan saling tarik-menarik dan akan berkumpul menjadi satu kelompok lapisan.
Lapisan-lapisan negatif yang berkumpul menjadi kelompok lapisan negatif. Lapisan-lapisan yang berasal dari input positif akan membentuk kelompok lapisan positif pula. Lapisan positif akan membentuk sikap positif pula seperti optimisme, semangat, yakin, empati, ramah-tamah, bersahabat, dan seterusnya. Lapisan negatif akan mendorong orang bersikap negatif pula seperti, pesimis, prasangka buruk, malas, tidak yakin, bahkan hal-hal yang bersifat kriminal.
Setiap input baru yang masuk ke dalam pikiran akan makin memperkuat masing-masing kelompok lapisan tersebut sesuai dengan jenisnya. Jadi, memberi input positif kepada pikiran menjadi sangat penting untuk memperkuat lapisan-lapisan positif yang sudah tertanam sebelumnya.
Menyaring dan menentukan input positif kepada pikiran adalah salah satu jalan mencapai kondisi pikiran yang optimal. Tanpa input positif maka “bahan baku” untuk proses kreatif selanjutnya menjadi terbatas. Selain itu, kurangnya input positif kepada otak akan melemahkan lapisan-lapisan positif dalam pikiran. Sebaliknya, kondisi itu akan memperkuat lapisan negatif dalam pikiran kita.
Apa saja yang menjadi input positif? Input positif sangat banyak, misalnya: ajaran-ajaran agama berupa ayat-ayat suci dan hadis nabi, kisah-kisah sukses orang ternama, buku-buku pelajaran, diskusi-diskusi dengan kolega, contoh-contoh produk sukses, atau nasihat-nasihat yang baik.
Meningkatkan daya serap
Sebagaimana kita bahas sebelumnya, bahwa proses pemberian input kepada otak sangat menentukan proses berpikir manusia. Oleh karena itu, selain melakukan proses penyaringan agar hanya hal-hal positif saja yang masuk dalam otak, membuat input tersebut melekat kuat juga menjadi penting.
Proses memberi input pada otak dapat dipadankan dengan proses memproses data pada disk, yaitu, (1) memasukkan data, (2) memproses data pada memori, dan (3) mengolah atau membuka kembali data tersebut. Mengoptimalkan daya serap otak berarti mengoptimalkan tiga rangkaian proses tersebut. Berikut ini akan kita bahas rangkaian proses itu satu persatu.
Memasukkan Data
Proses masuknya data ke dalam memori kita berasal dari sensor yang biasa kita sebut panca-indra. Masing-masing panca-indra akan bertugas mencerna informasi, menterjemahkannya, dan mengantarkannya pada otak kita. Semua panca-indra berfungsi pada saat proses belajar kita walau umumnya terdapat sensor yang lebih peka dari yang lainnya.
Mengoptimalkan proses masuknya informasi ditentukan pula jalur sensor yang paling tepat untuk digunakan. Kelima sensor tersebut adalah sensor visual, auditori, kinestetik, olfactory, dan gustatory. Masing-masing individu memiliki kecenderungan tertentu dalam efektivitas menggunakan indera tersebut dalam proses pembelajaran. Menyesuaikan indera yang efektif dan cara pembelajaran yang tepat akan membuat kapasitas belajar meningkat secara pesat.
[Dalam sesi latihan , kita akan melakukan beberapa aktivitas untuk dapat menentukan bagaimana kebiasaan belajar yang paling efektif]
Mengingat Lebih Mudah
Setelah kita dapat mengidentifikasi sensor yang paling efektif bagi kita, maka langkah berikutnya adalah bagaimana membuat informasi yang sudah kita terima lebih melekat dapat sistem memori. Berikut akan kita bahas bagaimana suatu informasi disimpan dalam memori kita melalui proses mengingat.
Mengingat adalah aktivitas yang harus dilakukan setiap orang. Proses mengingat sangat penting bagi keseluruhan proses berpikir manusia. Setiap manusia melakukan proses mengingat baik secara sadar maupun tidak sadar. Hanya saja kualitas mengingat satu orang berbeda dengan yang lainnya.
Ruang penyimpanan informasi dalam otak manusia terdapat tiga bagian. Pertama, memori sensorik atau memori panca indra. Kedua, memori jangka pen dek atau memori kerja yang berfungsi seperti RAM di komputer. Memori ini memungkinkan kita untuk melakukan proses kalkulasi atau manupulasi data. Ketiga, memori jangka panjang adalah media penyimpanan yang lebih permanen. Memori ini memungkinkan kita mengambil kembali informasi meskipun tersimpan dalam jangka waktu yang lama.
Terdapat beberapa faktor yang harus kita kelola agar proses penyimpanan masing-masing memori tersebut lebih efektif.
1.Representasi Mental
Representasi mental adalah pengalaman sadar perseptual yang dijadikan dasar manusia untuk memahami dunia. Representasi tersebut menyerupai gambar rekaan yang memunculkan kesadaran serupa. Dengan menghadirkan representasi tersebut kita juga menghadirkan kembali kesadaran perseptual yang serupa. Pada sesi praktik dan latihan kita akan memahami bagaimana proses representasi mental ini dilakukan.
2.Memahami Sifat Informasi Yang Mudah Diingat.
Informasi yang unik akan lebih mudah diingat dibanding informasi yang bersifat umum. Demikian juga, informasi yang memiliki muatan emosi kuat akan lebih mudah diingat dari pada yang tidak memiliki kaitan informasi dengan diri kita. Semakin detail informasi tentang sesuatu yang membuatnya berbeda dari hal lain juga memudahkan untuk mengingat.
3. Ingatan Kuat Dengan Aktivitas Pikiran
Beberapa aktivitas yang dapat memudahkan proses mengingat seperti imajinasi, asosiasi pikiran, pengelompokan informasi (chunking), pembuatan skema, pengulangan, dan jeda dalam mengingat.
4.Menjaga Tubuh dan Pikiran
Tubuh manusia merupakan suatu sistem yang bekerja bersama-sama secara selaras. Komponen-komponen tubuh tersebut seluruhnya terhubung dengan otak kita. Apa yang ter-rekam dalam otak kita akan mengontrol tubuh kita. Sebaliknya apa yang dirasakan/ diterima oleh tubuh melalui pancaindera akan tersimpan ke dalam otak. Mengoptimalkan kinerja daya pikir berarti harus menjaga kondisi kedua hal tersebut dengan baik. Gangguan pada salah satunya akan menurunkan kinerja berpikir secara signifikan.
5. Tidur yang Cukup
Otak akan selalu bekerja setiap saat, termasuk pada saat manusia tertidur. Dari berbagai penelitian para ahli membuktikan bahwa kondisi tidur berperan sangat penting dalam proses transfer informasi menuju memori jangka panjang. Pada saat tidur otak melakukan konsolidasi semua informasi yang diterima individu selama sadar. Semakin baik kualitas tidur kita, akan semakin baik pula proses konsolidasi otak dan proses peletakan informasi pada memori jangka panjang.
0 Komentar:
Posting Komentar