Bila kita mendengar istilah “daur ulang”, maka yang akan terpikir oleh kebanyakan dari kita adalah tentang proses pemanfaatan kembali “sampah” yang sudah dibuang–alias tidak terpakai. Contohnya botol-botol bekas air mineral yang didaur ulang menjadi botol kembali atau produk lain yang menggunakan bahan bekas botol-botol tersebut.
Daur ulang itu sendiri, menurut
Wikipedia, terdiri dari kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan,
pendistribusian, dan pembuatan produk yang bisa dipakai (kembali).
Lantas, apakah istilah
“daur ulang” bisa diterapkan dalam matematika? Bila bisa, apa saja yang bisa
didaur ulang? Terus, bagaimana caranya?
Salah satu hal yang pernah saya
lakukan adalah mendaur ulang soal-soal matematika untuk olimpiade. Hal ini
dilakukan ketika saya dipercaya melatih siswa-siswa berbakat matematika tingkat
SMA dalam persiapan olimpiade sains dan matematika beberapa waktu lalu.
Satu contoh soal yang merupakan hasil daur ulang buatan saya adalah sebagai berikut:
Diketahui bila
, maka nilai dari 


Soal ini didaur ulang dari
contoh soal yang ada di salah satu buku yang membahas tentang persiapan
olimpiade matematika SMA yang lumayan sudah beredar luas di tanah air kita.
Beberapa alasan yang menjadi
penyebab saya melakukan daur ulang soal-soal olimpiade matematika SMA kala itu
terurai seperti berikut ini. Pertama, bagi
saya, tidak mudah untuk membuat soal-soal matematika yang layak untuk semacam
kompetisi adu kehebatan seperti olimpiade matematika tersebut. Kedua, saat menjadi pelatih olimpiade, waktu untuk
persiapan tidak banyak, akibatnya saya perlu membuat soal yang bagus dan tampak
segar bagi para siswa yang dibina. Ketiga,
kebetulan, para siswa yang saya latih sudah terbiasa ‘melahap’ soal-soal
matematika olimpiade di buku-buku atau sumber lain yang beredar luas baik di
dunia nyata ataupun dunia maya (internet).
Karena alasan-alasan tersebut,
saya pun terpaksa sedikit berimprovisasi dengan melakukan ‘daur ulang’ terhadap
soal-soal olimpiade matematika yang sudah ada. Bagaimana respon siswa-siswa
berbakat yang saya latih tersebut?
Alhamdulillah, mereka sepertinya
tidak mengeluh. Tampaknya mereka asyik-asyik saja dengan soal-soal produk daur
ulang yang saya buat.
Mungkin mereka menyangka soal-soal
matematika yang saya sajikan, sebagai bahan pembinaan, adalah soal-soal baru:
baik hasil kreativitas buatan sendiri atau dari sumber-sumber lain. Padahal
hasil daur ulang, he he… 


Saat saya beritahukan kepada
beberapa siswa yang saya latih, dia tertawa dan baru menyadari bahwa soal-soal
yang dikerjakannya, sebagian besar, adalah hasil daur ulang terhadap soal-soal
yang pernah dikerjakannya dari buku-buku yang sudah beredar di pasaran.
Yang menggembirakan, mereka berpendapat bahwa soal-soal daur ulang buatan saya
tampak tidak kentara sebagai hasil rekayasa dari soal-soal matematika yang
sudah ada. 

Nah, apakah Anda tertarik untuk
mencoba melakukan daur ulang soal-soal matematika? Sebagai latihan bagi Anda,
cobalah daur ulang soal matematika berikut sehingga menjadi soal yang tampak
baru, menarik, dan menantang.
Tentukanlah nilai dari
yang paling mungkin, bila
diketahui:
.
Dengan
dan
adalah bilangan-bilangan bulat tak
negatif.




0 Komentar:
Posting Komentar